Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Si Tukang Besi dan Wanita Cantik

Djazim- Suatu hari ada seorang tukang besi sedang duduk di rumahnya, untuk melepas lelah setelah seharian bekerja, tiba-tiba pintu rumahnya diketuk oleh seseorang. Lalu si tukang besi keluar untuk melihatnya, pandangannya menubruk pada sesosok wanita cantik yang tak lain adalah tetangganya sendiri, yang mana wanita tersebut adalah orang yang sudah lama sangat dicintainya.

Kemudian wanita cantik itu berkata.“Saudaraku, aku menderita kelaparan. Jika bukan karena tuntutan agamaku yang menyuruh untuk memelihara jiwa (hifdz al-Nafs), aku tidak akan datang ke rumahmu. Maukah engkau memberikan makanan padaku karena Allah?” Tutur wanita itu.

Ketika itu, memang tengah datang musim paceklik (kemarau). Sawah dan ladang mengering. Tanah pecah berbongkah-bongkah. Padang rumput menjadi tandus hingga hewan ternak menjadi kurus dan akhirnya mati. Makanan menjadi langka, maka tak pelak kelaparan melanda sebagian besar penduduk desa itu. Hanya sebagian kecil yang masih bisa bertahan.

Dengan adanya keadaan larang pangan (jawa.red) seakan-akan si tukang besi mendapat kesempatan untuk memanfaatkan situasi untuk merayu gadis pujaannya.

Si tukang besi pun menjawab. “Tidakkah engkau tahu bahwa aku sangat mencintaimu ? kau kan kuberi makanan, tetapi engkau harus melayaniku semalam,” kata tukang besi itu, menawarkan rayuannya. Si tukang besi memang jatuh hati kepada wanita tetangganya itu.

Dia merayunya dengan berbagai cara dan taktik, namun tak juga berhasil meluluhkan hati wanita itu.

"Lebih baik mati kelaparan daripada durhaka kepada Allah,” ujar wanita itu lagi sambil berlalu menuju rumahnya.

Setelah dua hari berlalu, wanita itu kembali mendatangi rumah si tukang besi dan mengatakan hal yang sama. Demikian pula jawaban si tukang besi. Ia akan memberi makanan asalkan wanita itu mau menyerahkan dirinya. Mendengar jawaban yang sama, wanita itupun mengurungkan niatnya dan kembali ke rumahnya.

Dua hari kemudian, wanita itu datang lagi ke rumah tukang besi itu dalam keadaan payah. Suaranya parau, matanya sayu, dan punggungnya membungkuk karena menahan lapar yang tiada tara. Ia kembali mengatakan hal serupa. Begitu pula jawaban si tukang besi, sama dengan yang sudah-sudah.

Wanita itu kembali ke rumahnya dengan tangan kosong untuk kali ketiga.

Ketika itulah, Allah memberikan hidayah-Nya kepada si tukang besi. “Sungguh celaka aku ini, seorang wanita mulia datang kepadaku, dan aku terus berlaku dzalim kepadanya,” tutur tukang besi dalam hatinya. “Ya Allah aku bertaubat kepada-Mu dari perbuatanku dan aku tidakakan mengganggu wanita itu lagi selamanya. ”Si tukang besi itu bergegas mengambil makanan dan pergi ke rumah wanita itu. Diketuknya pintu rumah wanita itu. Tak lama berselang, kerekek…. terlihat pintu terbuka dan muncullah sesosok wanita yang nampak kuyu.

Melihat si tukang besi berdiri di depan pintu rumahnya, wanita itu bertanya, “Apa keperluanmu datang ke rumahku?” si tukang besi menjawab “Aku bermaksud mengantarkan sedikit makanan yang aku punya. Jangan khawatir, aku memberinya karena Allah,”.
“Ya Allah, jika benar apa yang dikatakannya, maka haramkanlah ia dari api di dunia dan akhirat,” tutur wanita itu seraya menengadahkan kedua tanganya ke langit. Si tukang besi itu pulang ke rumahnya. Ia memasak makanan yang tersisa buat dirinya.

Tiba-tiba secara tak sengaja bara api mengenai kakinya, namun kaki si tukang besi itu tidak terbakar. Bergegas ia menemui wanita itu lagi. “Wanita yang mulia, Allah telah mengabulkan doamu,” ujar si tukang besi.

 Seketika itu, wanita itu sujud syukur kepada Allah san berkata .“Ya Allah engkau telah mewujudkan doaku, maka cabutlah nyawaku saat ini juga.” Terdengar suara lirih dari mulut wanita itu dalam sujudnya.

Allah kembali mendengar doanya. Wanita itupun berpulang ke Rahmatullah dalam keadaan sujud.

Demikianlah kisah seorang wanita yang menjaga kehormatannya meskipun harus menahan rasa lapar yang tiada tara.

Setiap muslimah mestinya dapat mengambil i’tibar (pelajaran berharga) dari berbagai kisah wanita shalihah seperti halnya yang telah diuraikan dalam cerita diatas.

Semoga kita semua dilindungi dari godaan syaiton yang terkutuk dan semoga Alloh memberikan hidayahNya pada kita semua.
Amiin yaa Robbal 'Alamiin.

Munjazim
Munjazim Djazim adalah nama panggilan Saya, Nama lengkap saya adalah Achmad Munjazim.

1 komentar untuk "Kisah Si Tukang Besi dan Wanita Cantik"

Anonim Selasa, 07 Maret, 2017 Hapus Komentar
Waooo... Sangat menginspirasi...