Karomah Mbah KH. Dalhar Watucongol Muntilan
Djazim- Mbah Kh.Dalhar Watucongol adalah salah satu Ulama’ sepuh dan kharismatik. Beliau adalah Ulama’ yang Alim Allamah dibidang keilmuan Syari’at Agama Islam.
Selain 'Alim, beliau juga dikenal sebagai kiai keramat, atau yang memiliki beberapa karomah (Keistimewaan).
Baca juga:
Diantara karomah Mbah KH. Dalhar adalah:
2. Suatu ketika Jendral pasukan TNI kebingungan dalam mengusir belanda, karena setiap strategi yang diterapkan selalu gagal.
Akhirnya jenderal tersebut meminta anak buahnya untuk memintakan doa kepada Kiyai. Dan kebetulan si anak buah ini meminta doa dan sowan kepada mBah KH Dalhar. Kemudian mbah Dalhar menyuruh supaya pasukan si jenderal untuk menunggu di daerah magelang selatan, lebih tepatnya di jalan magelang-jogja.
Alhasil, Atas doa dan karomah mbah KH Dalhar. Selama 3 hari. Pasukan belanda setiap memasak makanan, makanannya tidak bisa matang. Dan akhirnya pasukan belanda pergi ke jogja dan di sana sudah dihadang pasukan tentara Indonesia hingga berhasil ditaklukan.
3. Suatu ketika pemerintah Kab. Magelang kebingungan, dikarenakan gunung merapi diprediksi akan meletus. Atas kesepakatan Pemkab Magelang, dipanggillah ulama' besar seperti KH Hasyim Asy'ari dkk untuk mengadakan doa bersama, Namun pada saat itu KH Dalhar tidak diundang.
Alhasil Romo agung KH Siradj Payaman marah-marah kepada panitia. "Ra ndue adab, Kyai Sepuh Dalhar ora diaturi rawuh, parani saiki!!". Akhirnya salah satu panitia ada yang sowan ke watucongol naik mobil sambil berkata dalam hati "Wis ngundang kyai-kyai gede kok malah kon ngundang kyai kampung ki nopo".
Setelah sampai di watucongol dan menyampaikan maksud. Mbah Dalhar enggan ikut naik mobil dan memilih untuk naik kereta api. Si panitia ini bergumam lagi dalam hati "Karang kiai kampung, njur nék numpak sepur ki lé arep tekan nggon é jam piro". (Dasar Kiai Kampung, kalo begini ntar jam berapa nyampeknya?) Sesampainya di lokasi.. Si panitia bilang ke mbah Siradj."Kyai Dalhar ngersaaken nitih sepur, duko ajeng dugi jam pinten". (Kiai Dalahar, menginginkan naik kereta api, entah kapan beliau nyampek sini) Kyai Siradj menjawab "Lha kae Kyai Dalhar lagi ndungoni majelis" (Lha itu Mbah Dalhar sedang memimpin mujahadah).
Posting Komentar untuk "Karomah Mbah KH. Dalhar Watucongol Muntilan"