Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apa Saja Amalan di Bulan Dzulhijjah ?

Djazim- Bulan Dzulhijjah adalah bulan kedua belas dalam hitungan kalender Hijriah, selain itu juga merupakan salah satu dari Al asyhurul hurum atau bulan-bulan yang dimuliakan, yang diantaranya adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan bulan Rojab.

Kenapa bulan-bulan tersebut dinamakan Asyhurul Hurum ? Hal ini dikarenakan pada awal permulaan Islam kaum muslimin tidak diperbolehkan melakukan pertempuran dalam bulan-bulan yang mulia tersebut.

Seperti halnya firman Allah SWT didalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 217. Namun pada akhirnya, larangan berperang di empat bulan yang dimuliakan ini dihapus, dengan berdasarkan firman Allah dalam Q.S. At-Taubat ayat 36.

Dzulhijjah juga bisa bermakna bulan untuk haji, dikarenakan mayoritas amalan ibadah haji dikerjakan pada bulan ini. Sebagai contoh, wuquf di ‘Arafah, Mabit di Muzdalifah maupun Mina, melempar Jumrah, dan amalan lainnya.

amalan-di-bulan-dzulhijjah
Amalan di Bulan Dzulhijjah


Di Bulan Dzulhijjah terdapat beberapa amalan ibadah yang tidak ada di bulan lainnya, yaitu ibadah haji, qurban, shalat idhul adha. Dalam bulan Dzulhijjah ini kita juga diingatkan beberapa peristiwa besar, yaitu pengorbanan Nabi Ibrahim AS, dan putranya, yakni Nabi Ismail AS, peristiwa haji wada’, dan khotbah yang disampaikan Nabi Muhammad SAW.

Amaliah yang dianjurkan pada bulan Dzulhijjah.


1. Puasa Dzulhijjah


Telah terlihat jelas dan shahih riwayat yang menyebutkan bahwa Rasulullah menyukai puasa dan memperbanyak amalan ibadah di bulan haram atau bulan yang mulia, dan Dzulhijjah adalah salah satu dari bulan haram tersebut.

Keutamaan puasa pada bulan haram (Al asyhurul hurum) juga disebutkan dalam hadis sahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Bahkan puasa di dalam bulan-bulan ini disebut Rasulullah sebagai puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan. Sebagaimana disebutkan dalam Kitab Kifayah al-Akhyar, bahwa bulan yang paling utama untuk berpuasa setelah Ramadan adalah bulan- bulan haram, yakni Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Rajab dan  Muharram.

Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumiddin juga menyatakan bahwa kesunnahan puasa akan menjadi lebih kuat jika dilaksanakan pada hari-hari utama (al-ayyam al-fadhilah). Hari yang tergolong Al Ayyam Al Fadhilah ini bisa kita temukan pada setiap tahun, tiap bulan dan tiap minggu. Terkait hari utama pada siklus bulanan ini, Imam Al-Ghazali menyatakan bahwa Dzulhijjah masuk kategori al-asyhur al-fadhilah di samping Rajab, Muharram dan Sya’ban. Dzulhijjah juga masuk kategori al-asyhur al-hurum bersama Dzulqa’dah, Muharram, dan Rajab.

Seperti yang termaktub dalam kitab Nihayatuz Zein, Syekh Nawawi Al Bantani menyebutkan bahwa macam-macam shaumut tathawwu’ itu ada banyak, sedangkan yang dihukumi sunnah muakkad ada lima belas.

Keterkaitan dengan bulan dzulhijjah Syekh Nawawi menyebut puasa ‘Arafah, yakni puasa yang dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Puasa 'Arafah ini menempati urutan pertama puasa sunnah, hal ini dikarenakan sebagaimana telah diketahui, bahwa hari ‘Arafah adalah hari yang paling utama.

Sedangkan dalam urutan kedelapan terkait bulan Dzulhijjah, beliau Syekh Nawawi juga menyebut puasa delapan hari sebelum puasa 'Arafah tanggal 9 Dzulhijjah atau Shaum al-tsamaniyah ayyam qabla al-tasi’. Berlanjut pada urutan kesepuluh, beliau menyebut puasa di bulan yang dimuliakan. Yakni Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.

Berpuasa pada bulan Dzulhijjah, terlebih pada Sembilan hari pertama atau tanggal 1 sampai tanggal 9 dzulhijjah hukumnya adalah sunnah muakkad. Mengecualikan Hari Idul Adha dan hari Tasyrik, yakni tanggal 10 hingga tanggal 13 Dzulhijjah, dikarenakan puasa di 4 hari tersebut hukumnya adalah haram.

2. Beramal Shaleh


Di sepuluh hari pertama bulan dzulhijjah disunnahkan melaksanakan segala bentuk ketaatan yang disebut dengan amal shaleh. Adapun ketentuan amal shaleh tersebut tidak terbatas pada amalan tertentu saja, sehingga amalan tersebut bisa berupa sholat, sedekah, puasa, membaca Qur’an, dzikir, dan amalan lainnya.

Dalam Hadits riwayat Imam Al-Bukhari dan Imam Ahmad menjelaskan bahwa beramal sholeh pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah itu lebih dicintai Allah Ta’ala daripada amal shaleh di hari lainnya.

Barang siapa yang memuliakan 10 hari Dzulhijjah, akan mendapatkan sepuluh kemuliaan. 


  1. Umurnya menjadi berkah.
  2. Hartanya bertambah.
  3. Dosa-dosanya diampuni.
  4. Nilai amal baiknya dilipatgandakan.
  5. Keluarganya mendapat perlindungan.
  6. Mendapat kemudahan menjelang kematiannya.
  7. Mendapat cahaya terang di alam kuburnya.
  8. Saat ditimbang, amal kebaikannya diberatkan.
  9. Selamat dari siksa neraka.
  10. Mendapat derajat tinggi di surga.

3. Berqurban di Hari Idul Adha dan hari tasyrik


Qurban menurut istilah berarti binatang yang disembelih pada hari raya Idul Adlha dan hari Tasyriq dengan tujuan ibadah kepada Allah.

Menurut madzhab Imam Syafi’, berqurban hukumnya sunnah muakkad kifayah. Artinya, bagi muslim, merdeka, baligh, berakal, dan mampu secara financial dianjurkan untuk menyembelih qurban. Jika salah satu dari anggota keluarga telah melaksanakannya, maka bagi anggota keluarga lainnyan tidak ada tuntutan untuk mengerjakan kesunnahan tersebut.

Semoga kita semua bisa mengerjakan semua amalan di bulan Dzulhijjah yang mulia ini dan mendapatkan Ridho Ilaahi Robby. Aamiin Ya Robbal'Alamin.

Posting Komentar untuk "Apa Saja Amalan di Bulan Dzulhijjah ?"